Selasa, 04 November 2014
Selamat pagi sobat eMKa Land yang berbahagia, Selasa menyenangkan pastinya, teras "Melly Kiong" selalu menyeduhkan teh ilmu yang bermanfaat buat siapa saja, dengan harapan siapa pun yang minum teh ini tidak sendirian dan berbagi dengan sesama di mana pun berada.
Perjalanan ke Malang ini semakin menguatkan diri untuk mempercepat pengenalan Mindful Parenting ke seluruh Indonesia, pertemuanku dengan Eyang Wiwiek yang di usia 73 tahun tinggal sendiri dan masih sangat energik dan dalam hidupnya selalu berpikir untuk orang lain, sungguh adalah panutan yang luar biasa.
Kunci hidupnya sederhana, jangan "ngelongso" selalu berpikiran negatif tentang orang lain terutama anak dengan pikiran yang aneh-aneh kenapa anak tidak telepon? Kenapa anak tidak perhatikan aku, pasti sudah lupain dan banyak lagi yang tentunya akan menyudutkan dan menyusahkan anak. Untuk itulah beliau mencari kesibukan dan tidak memberi kesempatan pikiran buruk itu muncul dari hidupnya, karena beliau mengisi hidupnya dengan membina orgtua dari ekonomi menengah ke bawah, bagaimana mendidik anak yang baik, memperhatikan anak-anak ABK yang tidak terperhatikan dan mau menjadikan mereka sebagai inspirator perubahan di Malang.
Dan yang paling menarik adalah jawaban Eyang ketika aku bertanya kenapa dia tidak takut sendirian? Jawabnnya, dalam 24 jam anaknya dari berbagai kota dan negara siap memantau lewat telepon dan hanya meyakinkan kalau baterai telrpon Eyang dalam kondisi baik supaya kalau ada apa-apa bisa menghubungi anak mana pun. Dan mau tahu rahasianya? Eyang ternyata mempraktikkan 5 dimensi dengan sangat sempurna, selalu menjadi pendengar yang baik bagi anak-anaknya, tidak berlebihan memberi walaupun mampu, dan mendidik mereka dengan memberikan contoh berwelas asih, dan terlihat sekali bagaimana pengaturan emosi yang begitu mengagumkan.
Aku ingin dan sangat ingin seperti Eyang Wiwiek, bagaimana dengan sobat?
Smile Melly Kiong
www.emkaland.blogspot.com
www.menatakeluarga.com
"Meneladani adalah tahap yang paling tidak mudah jika kita tidak mau mengosongkan gelas kesombongan kita."
Selamat pagi sobat eMKa Land yang berbahagia, Selasa menyenangkan pastinya, teras "Melly Kiong" selalu menyeduhkan teh ilmu yang bermanfaat buat siapa saja, dengan harapan siapa pun yang minum teh ini tidak sendirian dan berbagi dengan sesama di mana pun berada.
Perjalanan ke Malang ini semakin menguatkan diri untuk mempercepat pengenalan Mindful Parenting ke seluruh Indonesia, pertemuanku dengan Eyang Wiwiek yang di usia 73 tahun tinggal sendiri dan masih sangat energik dan dalam hidupnya selalu berpikir untuk orang lain, sungguh adalah panutan yang luar biasa.
Kunci hidupnya sederhana, jangan "ngelongso" selalu berpikiran negatif tentang orang lain terutama anak dengan pikiran yang aneh-aneh kenapa anak tidak telepon? Kenapa anak tidak perhatikan aku, pasti sudah lupain dan banyak lagi yang tentunya akan menyudutkan dan menyusahkan anak. Untuk itulah beliau mencari kesibukan dan tidak memberi kesempatan pikiran buruk itu muncul dari hidupnya, karena beliau mengisi hidupnya dengan membina orgtua dari ekonomi menengah ke bawah, bagaimana mendidik anak yang baik, memperhatikan anak-anak ABK yang tidak terperhatikan dan mau menjadikan mereka sebagai inspirator perubahan di Malang.
Dan yang paling menarik adalah jawaban Eyang ketika aku bertanya kenapa dia tidak takut sendirian? Jawabnnya, dalam 24 jam anaknya dari berbagai kota dan negara siap memantau lewat telepon dan hanya meyakinkan kalau baterai telrpon Eyang dalam kondisi baik supaya kalau ada apa-apa bisa menghubungi anak mana pun. Dan mau tahu rahasianya? Eyang ternyata mempraktikkan 5 dimensi dengan sangat sempurna, selalu menjadi pendengar yang baik bagi anak-anaknya, tidak berlebihan memberi walaupun mampu, dan mendidik mereka dengan memberikan contoh berwelas asih, dan terlihat sekali bagaimana pengaturan emosi yang begitu mengagumkan.
Aku ingin dan sangat ingin seperti Eyang Wiwiek, bagaimana dengan sobat?
Smile Melly Kiong
www.emkaland.blogspot.com
www.menatakeluarga.com
"Meneladani adalah tahap yang paling tidak mudah jika kita tidak mau mengosongkan gelas kesombongan kita."
0 komentar:
Posting Komentar