Sabtu, 15 November 2014
Selamat malam, saya tidak sempat nulis panjang-panjang karena waktu dan kesempatan yang sangat sedikit, tetapi di sela acara dan berkaitan dengan malam Minggu sepertinya malam yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga. Saya tidak bisa melakukannya karena sekarang sedang berada di Banda Aceh dalam rangka mengikuti napak tilas SoS sebuah NGO dari Austri yang begitu luar biasa.
Salah satu tsunami survivor yang ada di PP saya, begitu menyisakan haru buat saya bagikan dengan sobat semua, beliau menceritakan bagaimana ketika tsunami datang beliau bersama 3 orang anak dan istrinya berlari mencari penyelamatan, dan usia anak tertua 13 tahun, kedua 5 tahun, dan terkecil 2 tahun (dalam gendongan). Dan ketika air menyapa, tangan istrinya yang pertama lepas kemudian anak kedua dan pertama, sedangkan yang terkecil berada dalam gendongan dan meninggal dalam gendongan sampai kapan terlepasnya pun tak pernah tahu. Betapa mendalam kesedihan beliau dan terliihat dari wajah dan air mata yang keluar dari ujung mata yang menyimpan duka mendalam.
Tulisan ini saya ingin tujukan kepada banyak yang belum merasa syukur atas anak-anak yang masih bersama dalam satu keluarga yang utuh.
Selamat malam,
Salam haru dari Aceh Melly Kiong
Selamat malam, saya tidak sempat nulis panjang-panjang karena waktu dan kesempatan yang sangat sedikit, tetapi di sela acara dan berkaitan dengan malam Minggu sepertinya malam yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga. Saya tidak bisa melakukannya karena sekarang sedang berada di Banda Aceh dalam rangka mengikuti napak tilas SoS sebuah NGO dari Austri yang begitu luar biasa.
Salah satu tsunami survivor yang ada di PP saya, begitu menyisakan haru buat saya bagikan dengan sobat semua, beliau menceritakan bagaimana ketika tsunami datang beliau bersama 3 orang anak dan istrinya berlari mencari penyelamatan, dan usia anak tertua 13 tahun, kedua 5 tahun, dan terkecil 2 tahun (dalam gendongan). Dan ketika air menyapa, tangan istrinya yang pertama lepas kemudian anak kedua dan pertama, sedangkan yang terkecil berada dalam gendongan dan meninggal dalam gendongan sampai kapan terlepasnya pun tak pernah tahu. Betapa mendalam kesedihan beliau dan terliihat dari wajah dan air mata yang keluar dari ujung mata yang menyimpan duka mendalam.
Tulisan ini saya ingin tujukan kepada banyak yang belum merasa syukur atas anak-anak yang masih bersama dalam satu keluarga yang utuh.
Selamat malam,
Salam haru dari Aceh Melly Kiong
0 komentar:
Posting Komentar