RSS

Menikmati Lonceng Pagi di Panti

Minggu, 22 Maret 2015

Saat aku terbangun karena suara lonceng, aku merasakan kerinduan masa masa sekolahku di kampung halamanku.

Aku keluar dari kamar melihat bagaimana anak-anak panti melakukan aktivitas membersihkan diri dan siap-siap akan ke gereja.

Aku menikmati burung-burung gereja yang menghampiriku dengan malu-malu serta melihat pemandangan alam sekitar. Sungguh loncengnya menyadarkan aku bahwa aku telah kembali, kembali ke rumahku dan aku telah hidup di sini, dan sekarang aku ada di Nias.

Melihat seorang suster Angelina yang harus mengurusi 43 anak panti sendirian, mendengar kegelisahannya punya anak-anak yang menginjak remaja, yang bukan hanya 1 atau 2, sungguh menyadarkan aku betapa tidak ada artinya jika anakku membuat ulah satu ataupun dua. Sekarang saya mengerti mengapa suster Angelina begitu wajar marah, karena 43 karakter anak dari latar belakang yang berbeda-beda dan itu diurus sendirian di panti.

Melihat kesigapan anak panti satu persatu keluar gerbang membuatku terpesona. Dan kututup kekagumanku dengan menikmati lagu gereja dari teras kamar sambil menyantap kopi dan telur matang hidangan istimewanya.

Suster Angelina menyadarkan kita semua untuk menyisakan kesabaran bagi anak-anak kita yang hanya ada 2 atau 3 di rumah.

Selamat pagi, Nias ikut menyapamu

Smile Melly Kiong

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar