Rabu, 06 Mei 2015
Selamat sore keluargaku keluarga eMKa Land, beberapa waktu yang lalu setelah sekian lama kami tidak ketemu, saya bertemu dalam diskusi yang lumayan panjang tentang keprihatikan akan kondisi negeri ini, dan di tengah diskusi, sahabatku Munif Chatib bercerita tentang kisah sahabat masa kecilnya di Malang.
Pada usia kelas 3 sahabatku, di kampungnya ada seorang nenek penjaga warung yang meninggal, menurut polisi itu karena usia tua, namun tidak demikian dengan sahabatnya Pak Munif, dia mampu mencari tahu dan akhirnya benar kasus itu adalah kasus pembunuhan, karena bakatnya yangg sudah terlihat maka anak itu dibina dan disekolahkan di bidang yang berhubungan dengan bakatnya sampai menjadi pejuang di bidang hukum dengan mendirikan Kontras.
Namun apa yang terjadi dengan sahabatku Pak Munif? Dia juga ambil hukum dan dari 13 kasus yang dia tangani, tidak ada yang menang. Dia sangat tertekan karena bakatnya bukan di sana. Nah berkat pengalamannya itulah sahabatku tidak mau lagi membuat anaknya atau anak-anak lain salah memilih jurusan yang menurut dia sangat penting harus dimulai dari SMA kelas satu.
So, mau dengar mengapa dia bangun SMA Humanis ini? Karena dia bercita-cita semakin banyak generasi muda yang sudah tahu ke mana mereka harus melangkah. Yuk ketemuan di Cibubur di acara open house-nya.
Jangan salah.
Smile Melly Kiong untuk sabahatnya
Selamat sore keluargaku keluarga eMKa Land, beberapa waktu yang lalu setelah sekian lama kami tidak ketemu, saya bertemu dalam diskusi yang lumayan panjang tentang keprihatikan akan kondisi negeri ini, dan di tengah diskusi, sahabatku Munif Chatib bercerita tentang kisah sahabat masa kecilnya di Malang.
Pada usia kelas 3 sahabatku, di kampungnya ada seorang nenek penjaga warung yang meninggal, menurut polisi itu karena usia tua, namun tidak demikian dengan sahabatnya Pak Munif, dia mampu mencari tahu dan akhirnya benar kasus itu adalah kasus pembunuhan, karena bakatnya yangg sudah terlihat maka anak itu dibina dan disekolahkan di bidang yang berhubungan dengan bakatnya sampai menjadi pejuang di bidang hukum dengan mendirikan Kontras.
Namun apa yang terjadi dengan sahabatku Pak Munif? Dia juga ambil hukum dan dari 13 kasus yang dia tangani, tidak ada yang menang. Dia sangat tertekan karena bakatnya bukan di sana. Nah berkat pengalamannya itulah sahabatku tidak mau lagi membuat anaknya atau anak-anak lain salah memilih jurusan yang menurut dia sangat penting harus dimulai dari SMA kelas satu.
So, mau dengar mengapa dia bangun SMA Humanis ini? Karena dia bercita-cita semakin banyak generasi muda yang sudah tahu ke mana mereka harus melangkah. Yuk ketemuan di Cibubur di acara open house-nya.
Jangan salah.
Smile Melly Kiong untuk sabahatnya
0 komentar:
Posting Komentar