Selasa, 13 Januari 2015
Pagi-pagi saya mendapat BBM dari seorang sobat yang saya tidak mengerti mengapa dia bisa begitu terbuka mengenai kondisinya ketika pertama kali ketemu aku kira-kira dua tahun yang lalu. Ada rasa prihatin dan ingin sekali bisa meringankan bebannya ketika aku menempatkan empatiku setinggi yang aku bisa, dia menceritakan bagaimana sulitnya mendidik anaknya yang harus berbagi dengan mantan suaminya, bagaimana sulitnya dia menanggung beban psikis yang tidak mudah.
Tetapi pagi ini aku sangat bahagia membaca sapaannya, mendengar kemajuannya yang begitu dahsyat dengan mempraktikkan Mindful Parenting karena setiap hari belajar bersama di sini. Jujur aku terharu dan meneteskan air mata bahagia.
Semoga semakin banyak kisah-kisah yang memberiku semangat agar tidak berhenti karena merasa sendiri.
Terima kasih sobat hebatku, kisahmu akan menginspirasi banyak sobat eMKa Land di seluruh Indonesia.
Smile Melly Kiong
---------------
Pagi Bu Melly, makasih ya Bu. Saya coba menerapkan ide kreatif dalam mengatur anak-anak tanpa teriak-teriak tiap hari, kita buat resolusi 2015 dengan berdiskusi selain peraturan buat anak-anak yang saya buat dan disetujui dengan revisi tawar-menawar yang masuk akal dari mereka. Saya juga diberikan peraturan oleh mereka seminggu cuma boleh sekali kumpul dengan teman makan malam sampai jam 9 malam. Juga tiap hari harus makan malam bersama tidak boleh pegang BB atau HP setelah jam 20.00 saya berbahagia sekali sekarang.
Hidup kami sekeluarga teratur makan pagi, doa bersama, berangkat sekolah, makan malam bersama, doa malam bersama, diskusi sebelum tidur, waktu tidur yang rutin, sehingga mereka bangun sendiri tanpa saya teriak-teriak membangunkan mereka. Saya dukung terus kegiatan Ibu semoga Semua anak di Indonesia menjadi lebih berbahagia dan tidak terbelenggu dengan didikan yang salah dari orangtua mereka yang tidak memperhatikan apa yang mereka butuhkan, yaitu kasih sayang dan perhatian. Bukan hanya kehidupan mewah, uang jajan yang fantastis, gadget yang canggih, jalan-jalan beberapa kali pertahun ke luar negeri namun kebersamaan, mereka dapat menceritakan setiap peristiwa yang mereka alami di sekolah, di tempat les, di kehidupan mereka sehari-hari.
Pagi-pagi saya mendapat BBM dari seorang sobat yang saya tidak mengerti mengapa dia bisa begitu terbuka mengenai kondisinya ketika pertama kali ketemu aku kira-kira dua tahun yang lalu. Ada rasa prihatin dan ingin sekali bisa meringankan bebannya ketika aku menempatkan empatiku setinggi yang aku bisa, dia menceritakan bagaimana sulitnya mendidik anaknya yang harus berbagi dengan mantan suaminya, bagaimana sulitnya dia menanggung beban psikis yang tidak mudah.
Tetapi pagi ini aku sangat bahagia membaca sapaannya, mendengar kemajuannya yang begitu dahsyat dengan mempraktikkan Mindful Parenting karena setiap hari belajar bersama di sini. Jujur aku terharu dan meneteskan air mata bahagia.
Semoga semakin banyak kisah-kisah yang memberiku semangat agar tidak berhenti karena merasa sendiri.
Terima kasih sobat hebatku, kisahmu akan menginspirasi banyak sobat eMKa Land di seluruh Indonesia.
Smile Melly Kiong
---------------
Pagi Bu Melly, makasih ya Bu. Saya coba menerapkan ide kreatif dalam mengatur anak-anak tanpa teriak-teriak tiap hari, kita buat resolusi 2015 dengan berdiskusi selain peraturan buat anak-anak yang saya buat dan disetujui dengan revisi tawar-menawar yang masuk akal dari mereka. Saya juga diberikan peraturan oleh mereka seminggu cuma boleh sekali kumpul dengan teman makan malam sampai jam 9 malam. Juga tiap hari harus makan malam bersama tidak boleh pegang BB atau HP setelah jam 20.00 saya berbahagia sekali sekarang.
Hidup kami sekeluarga teratur makan pagi, doa bersama, berangkat sekolah, makan malam bersama, doa malam bersama, diskusi sebelum tidur, waktu tidur yang rutin, sehingga mereka bangun sendiri tanpa saya teriak-teriak membangunkan mereka. Saya dukung terus kegiatan Ibu semoga Semua anak di Indonesia menjadi lebih berbahagia dan tidak terbelenggu dengan didikan yang salah dari orangtua mereka yang tidak memperhatikan apa yang mereka butuhkan, yaitu kasih sayang dan perhatian. Bukan hanya kehidupan mewah, uang jajan yang fantastis, gadget yang canggih, jalan-jalan beberapa kali pertahun ke luar negeri namun kebersamaan, mereka dapat menceritakan setiap peristiwa yang mereka alami di sekolah, di tempat les, di kehidupan mereka sehari-hari.
0 komentar:
Posting Komentar