Minggu, 08 Februari 2015
Saya tidak pernah lihat wajah anak yang meninggal di PP saya, Onggo Setiadi namanya umurnya 37 tahun. Mamanya kebetulan masih teman mama mertua, dan saya hanya mewakili mertua. Saya bisa merasakan bagaimana pilunya sebagai seorang ibu mendengar ceritanya, bahwa dia belum bisa menerima apalagi anaknya begitu baik, selalu manja sama mamanya, setiap pergi selalu mencium mamanya, menanyakan apakah mamanya sudah makan sebagai perhatian seorang anak ke ibunya.Benar-benar tidak bisa bayangkan harus mengalami kehilangan ini.
Apa yang bisa kita belajar dari sini? Belajar dari Mamanya yang melihat semua sisi baik anaknya dan bersyukur karenanya dan tidak ada yang tahu kapan waktu perpisahan itu terjadi.
Jadi mari belajar tidak menghakimi anak-anak kita, maka kita akan melihat yang baik-baik dari mereka.
Dan mohon doanya semoga Onggo diterima di sisi Yang Maha Kuasa dan orangtuanya bisa menerimanya dengan pasrah.
Salam duka yang dalam Melly Kiong
Saya tidak pernah lihat wajah anak yang meninggal di PP saya, Onggo Setiadi namanya umurnya 37 tahun. Mamanya kebetulan masih teman mama mertua, dan saya hanya mewakili mertua. Saya bisa merasakan bagaimana pilunya sebagai seorang ibu mendengar ceritanya, bahwa dia belum bisa menerima apalagi anaknya begitu baik, selalu manja sama mamanya, setiap pergi selalu mencium mamanya, menanyakan apakah mamanya sudah makan sebagai perhatian seorang anak ke ibunya.Benar-benar tidak bisa bayangkan harus mengalami kehilangan ini.
Apa yang bisa kita belajar dari sini? Belajar dari Mamanya yang melihat semua sisi baik anaknya dan bersyukur karenanya dan tidak ada yang tahu kapan waktu perpisahan itu terjadi.
Jadi mari belajar tidak menghakimi anak-anak kita, maka kita akan melihat yang baik-baik dari mereka.
Dan mohon doanya semoga Onggo diterima di sisi Yang Maha Kuasa dan orangtuanya bisa menerimanya dengan pasrah.
Salam duka yang dalam Melly Kiong
0 komentar:
Posting Komentar