Selamat
pagi sobat eMKa yang berbahagia. Tetap semangat bukan? Saya paling
bersemangat deh rasanya, karena setiap hari ditemanin orangtua-orangtua hebat dan mau
belajar seperti sobat eMKa Land, bahkan ada yang bilang seluruh kontak saya
boleh hilang asal jangan yang "Teras Melly kiong" wow...dasyat bukan??>
Yah
kita semua disini bersama sama belajar, belajar, dan terus belajar.
Beberapa hari ini saya mendapati kondisi orangtua yang begitu pasrahnya dalam
menghadapi anaknya yang mengamuk, ngambek, nangis sampai meraung-raung, muntah.
Saya minta mereka telusuri ternyata memang mereka takut anaknya nangis,
sehingga anaknya sudah tahu kalau dia nangis, apalagi sampai muntah, papa
mamanya pasti ketakutan.
Sebenarnya saya pikir bukan takut muntahnya namun sayang aja, nasi yang
sudah kita masukkan susah payah dikeluarkan lagi.. Iya bukan???
Sebenarnya
kalau dipikir kenapa manusia bisa nangis, kecewa, muntah itu 'kan hal yang
begitu alami, tetapi kenapa orangtua sekarang jadi parno, anaknya tidak
boleh nangis dan tidak boleh muntah?
Kalau saya, anak nangis biarkan
dia nangis sampai berhenti dan kalau muntah biarkan dia mau muntah
berapa kali tetap dia harus makan lagi, selesai.
Sobat tahu dari kasus anak yang begitu sederhana ini, kita telah disetir
mereka jika kita tidak mampu mengatasinya. Jangan kalah dengan anak hanya alasan
yang tidak mendewasakan mereka, anak-anak harus diberikan pendidikan bagaimana rasanya
kecewa, bagaimana rasanya sedih, bahagia, harus berbagi, harus menghargai orangtua
dan lain-lain.
Marahlah dengan bijaksana, ada alasannya jika perlu setelah
anak selesai nangis ajak dia diskusikan kenapa kita harus marah menurut dia.
Jadi salah besar jika kita sebagai orangtua hanya menyiapkan kondisi-kondisi yang
enaknya saja, apa yang diminta selalu ada, tidak pernah merasakan bentakan hanya
karena alasan anaknya keras dan lain-lain.
Mari orangtua, Mindful Parenting mengajak kita untuk selalu bijaksana dalam
pola asuh yang berkesadaran, tidak berlebihan memuji dan menghukum.
Siap untuk introspeksi diri?
Mareee
Smile
Melly Kiong
0 komentar:
Posting Komentar