Pengakuan Seorang Opa yang Merasa
Dalam Dirinya Tidak Ada Figur Seorang Ayah
Selamat pagi sobat eMKa Land yang berbahagia, berterima kasihlah kepada
hujan sepanjang malam yang menghantarkan kita kepada mimpi yang indah.
"Teras Melly Kiong" seperti matahari yang tak pernah ingkar janji... romantisnyo..kata orang Palembang, begitulah MK.
Sobatku yang hebat, beberapa hari yang lalu saya mendengar pengakuan
seorang Opa yang baru saja mengakhiri kehidupan pernikahannya di usianya
yang lebih dari 60 tahun. Dia mengakui bahwa dia tidak pernah mendapatkan
figur seorang ayah, karena beberapa hari setelah papanya meninggal dia baru
lahir. Sebagai anak bungsu yang begitu dimanja oleh kakak-kakaknya yang
kebanyakan wanita, dia mengakui bertumbuh menjadi orang yang sangat manja,
cerewet seperti wanita, dan emosi yang sangat tidak stabil, karena dia tidak tahu
bagaimana seharusnya seorang laki-laki bersikap.
Langsung kebayang apa yang terjadi dengan kondisi sekitar dan me-review
kembali, memang benar anak-anak bukan pendengar yang ulung, melainkan dia
adalah perekam yang ulung.
Jika anak-anak yang punya ayah cuek, maka dia akan tumbuh menjadi laki-laki yang
cuek, jika punya ayah pemarah, maka dia akan menjadi suami pemarah, jika dia punya
ayah tidak setia maka dia akan tumbuh menjadi laki-laki tidak setia,
jika ayahnya tidak tegas dalam menjadi kepala keluarga maka itulah yang
akan dilanjutkannya ketika dia berkeluarga.
So jangan pernah remehkan peran seorang ayah, karena peran seorang
ayah ternyata adalah warisan penentu kebahagiaan hidup keluarga anak-anaknya.
"Hadiah terindah bagi seorang anak adalah bagaimana papanya memperlihatkan caranya dia mencintai ibunya."
Jadi, please share ke suami anda, dan ajaklah suami terlibat dalam pola
pengasuhan yang nyata demi masa depan anak-anak kita yang bahagia.
Salam smile
Melly Kiong
0 komentar:
Posting Komentar