Selamat
pagi sobat eMKa Land yang bahagia, hujan gerimis euy... Tenda "Teras
Melly Kiong" basah tetapi tak menghalangi kewajiban menyeduh teh yang
hangat nan wangi...
Sobat kemarin saya ke pasar pagi membeli
perlengkapan sekolah anak-anak, setiap ke sana saya pasti mampir ke toko kain
milik Tante Ling- ling, aku suka sekali ngobrol dengan dia dan di usianya yang 70-an dia masih memperlihatkan betapa energiknya dia dalam dagang. Namun kemarin yang saya lihat begitu berbeda. Dia menceritakan bagaimana kedua anaknya memperlakukan dia, Sampai dia keluar dari rumah anaknya pun dan di mana dia tinggal sekarang tidak dicari.
Satu
hal yang begitu mengenaskan adalah bagaimana anaknya menempatkan dia tidur
di sebuah kamar yang dipakai untuk menyimpan 50 pasang sepatu anaknya dengan AC yang
sudah rusak, dan bagaimana anaknya memperlihatkan caranya dia memperlakukan dan
menghargai tokoh agamanya yang nginap di rumahnya itu adalah sayatan yang
paling melukai perasaannya.
Dan satu kalimat yang dia ucapkan dan
begitu menyayat perasaan saya sebagai seorang anak, "Jangan pernah
berharap sama anak dan lebih baik menyimpan beras untuk menghadang
kelaparan."
Kisah Tante Ling-Ling bisa menjadi cermin buat kita semua
yang anak muda, bertanya kepada diri kita apakah pantas jika kita
memperlakukan orangtua kita jika kita disebut sebagai umat yang ber-Tuhan? Apa pun agama kita? Mereka adalah wakil Tuhan kita di dunia, dan mereka adalah pemegang kunci surga bagi kita.
So, mari berhenti dan introspeksilah ke dalam diri.
Salam pilu dan haru
Melly Kiong
"Orangtua kita mungkin telah melakukan kesalahan yang tidak mereka sadari, tetapi kitalah yang belajar memeluk kesalahan itu dengan kasih"
0 komentar:
Posting Komentar