Selamat pagi sobat eMKa Land yang baik, "Teras Melly Kiong" kembali menyuguhkan teh kebersamaan yang mengharumkan.
Lanjutan dari nasionalisme jilid satu, kini kita kembali ke jilid dua.
Kontribusi
kemiskinan yang merata di kota kecilku sungguh membuat diri ini tidak
merasa berbeda, dan bahasa umum yang kami pakai adalah bahasa Khek untuk
semua jenis kulit sama itulah yang membangunkan pembauran antar etnis,
antar agama yang selalu kaya dengan alunan silaturahmi terdengar harmoni
dengan sempurna.
Kemiskinan yang begitu merata menurut kacamata
kecilku adalah bersumber dari pendidikan yang minim. Dan itu yang tertanam
dalam pikiran sederhanaku bahwa untuk keluar dari kerangkeng kemiskinan adalah
sekolah setinggi-tingginya. Ternyata pendidikan sekolah saja tidak
cukup menurutku, pendidikan di rumah berperan besar terutama bagaimana seorang ibu
yang jadi guru pertama dan utama bagi anak-anaknya bisa memperlihatkan cara
berjuang, cara menggunakan waktu dan kreatif mencari solusi tidak banyak
mengeluh sungguh adalah ilmu yang diwariskan ibuku yang tidak bisa kubaca dari
buku mana pun.
Atas dasar itulah aku meyakini betul pentingnya
pendidikan rumah dan pentingnya penanaman nilai-nilai moral dan etika serta
daya juang di dalam rumah yang akhirnya aku perjuangkan yang namanya home
education lewat buku-buku yang saya tulis dan seminar-seminar yang saya bawakan.
Dua
sisi yang sangat urgent untuk kita perbaiki bagi anak generasi yang akan datang
yaitu sisi moral dan etika dan satunya lagi di sisi daya juang.
Nah
bagaimana seorang Melly Kiong berani melangkahkan kaki kecilnya untuk
keluar dari kemiskinan dan kreatif memperjuangkan diri untuk hidup lebih
baik di Jakarta? Dan bagaimana gerakannya membangun mental juang anak
Indonesia?
Simak Tupperware She Can hari Sabtu jam 8.30 pagi di Trans7
Selamat Hari Kenaikan Isa Almasih bagi sobat yang beragama Kristen.
Salam
Smile
Melly Kiong
Tak akan ada kemunduran jika kita selalu berpikir untuk maju.
0 komentar:
Posting Komentar