12 desember 2013
Selamat pagi sobat eMKa Land yang berbahagia, sorry ya harus menunggu lama, karena ada yang gedor-gedor pintu minta dilayani lebih duluan. Tapi tenang saja "Teras Melly Kiong" tetap siap seduh teh istimewa.
Saya terpaksa ganti topik karena hasil gedor-gedor pintu dari seorang ibu yang begitu kesal melihat seorg laki-laki dewasa yang begitu egois dalam memperlakan orang lain bahkan orangtuanya sendiri. Dan bertanya bagaimana mengubahnya?
Jawab saya sederhana sekali, tidak perlu marah dan bukan salah laki-laki itu dan jangan berusaha mengubahnya karena itu tidak mungkin bisa. Tetapi kita jadikan itu sebagai pembelajaran indah bagi kita semua bagaimana menyiasati diri untuk belajar mendidik lebih baik.
Sadarkah orangtua yang selalu ingin anak yang terhebat? selalu jadi pemenang, selalu lebih dari orang-orang, selalu dipuji dan ditempatkan di posisi yang lebih tinggi? Apalagi jaman dahulu anak laki-laki harus lebih besar porsinya? apalagi dalam budaya Tionghua maupun Batak ? Inilah yang membuat mereka terposisikan dengan jelas. Bagaimana anak harus disuruh berubah jika dari kecil sudah ditempatkan demikian?
So, mulailah hilangkan pemisahan gender, berikan anak untuk sadar bahwa hidup tidak bisa selalu jadi pemenang, untuk itulah saya paling tidak mau memasukkan anak-anak ke kompetisi apapun, biarkan mereka menemukan dirinya yang punya andil atas semua pilihannya.
Yuk coba ...percayalah laki-laki egois akan semakin langka.
Salam smile Melly kiong
Selamat pagi sobat eMKa Land yang berbahagia, sorry ya harus menunggu lama, karena ada yang gedor-gedor pintu minta dilayani lebih duluan. Tapi tenang saja "Teras Melly Kiong" tetap siap seduh teh istimewa.
Saya terpaksa ganti topik karena hasil gedor-gedor pintu dari seorang ibu yang begitu kesal melihat seorg laki-laki dewasa yang begitu egois dalam memperlakan orang lain bahkan orangtuanya sendiri. Dan bertanya bagaimana mengubahnya?
Jawab saya sederhana sekali, tidak perlu marah dan bukan salah laki-laki itu dan jangan berusaha mengubahnya karena itu tidak mungkin bisa. Tetapi kita jadikan itu sebagai pembelajaran indah bagi kita semua bagaimana menyiasati diri untuk belajar mendidik lebih baik.
Sadarkah orangtua yang selalu ingin anak yang terhebat? selalu jadi pemenang, selalu lebih dari orang-orang, selalu dipuji dan ditempatkan di posisi yang lebih tinggi? Apalagi jaman dahulu anak laki-laki harus lebih besar porsinya? apalagi dalam budaya Tionghua maupun Batak ? Inilah yang membuat mereka terposisikan dengan jelas. Bagaimana anak harus disuruh berubah jika dari kecil sudah ditempatkan demikian?
So, mulailah hilangkan pemisahan gender, berikan anak untuk sadar bahwa hidup tidak bisa selalu jadi pemenang, untuk itulah saya paling tidak mau memasukkan anak-anak ke kompetisi apapun, biarkan mereka menemukan dirinya yang punya andil atas semua pilihannya.
Yuk coba ...percayalah laki-laki egois akan semakin langka.
Salam smile Melly kiong
"
Pemenang yang sesungguhnya bukan pemenang yang bawa piala, melainkan yang
mampu menerima kekalahan dengan eling dan kemudian memperbaikinya"
0 komentar:
Posting Komentar