Rabu, 24 Juni 2015
Kasih baca anak anak kita, betapa pentingnya sebuah perjuangan. Terharu dan bangga sama anak2 muda harapan bangsa.
Smile Melly kiong
CERITA ke-236 PAK DE SMIN daaari CEPU.
Entah karena Ramadhan, Pak De Samin rajin mencari cerita inspiratif. Ini dari sebuah halaman facebook anak UI
"Orangtua kamu bekerja apa? Ayah saya satpam Pak, ibu saya pekerja rumah tangga", jawab X, mahasiswa baru UI yg diterima di Prodi Akuntansi FEB UI melalui jalur undangan. "Kalau ayah saya supir bajaj Pak, ibu saya tak bekerja, kadang saja cari tambahan dengan melipat-lipat kardus, jawab Y, mahasiswi baru UI di Prodi Matematika FMIPA UI yang juga diterima via jalur undangan. "Kalau ayah saya pedagang keliling Pak, Pakai Moko (Motor Toko), hari ini juga ayah antar saya ke Balairung UI dengan moko-nya, ia tidak jualan hari ini..., papar Z. gadis berjilbab yang diterima di FTUI jalur undangan.
Dan masih banyak lagi kisah mengharukan saat meng-interview mahasiswa UI yang diterima via jalur undangan (SNMPTN) dan mengajukan beasiswa BidikMisi awal Juni 2015 ini. Ada mahasiswa FIB UI yang ayahnya seorang pedagang Kaki Lima. Mahasiswi baru FKM UI yang ayahnya supir dan ibunya penjahit. Mahasiswa baru Geografi FMIPA yang ayahnya buruh. Ada pula yang Ibunya penjual nasi uduk di pagi hari serta jualan Indomie.
Mendengar kisah mereka, wajah ini seperti tertampar, mata kemudian sembab dan hati semakin bersyukur. Di tengah keterbatasan finansial dan sempitnya kesempatan-kesempatan yang mereka miliki, mereka tetap tegar dan berjuang keras hingga terima di perguruan tinggi favorit di RI. Ayah X memang Satpam bergaji Rp 1.5 juta dan ibunya seorang PRT berpendapatan Rp 500.000,-, tapi X adalah juga juara 1 di SMA-nya di bilangan Jaksel dengan nilai UN tertinggi. Ayah Y memang supir bajaj dan ibunya bekerja melipat kardus, tapi Y adalah juga juara 1 satu sekolah di SMA-nya di bilangan Jakbar.
Man jadda wajada, Allah SWT memang Maha Adil, siapa yg berusaha keras insya Allah akan berhasil
Kasih baca anak anak kita, betapa pentingnya sebuah perjuangan. Terharu dan bangga sama anak2 muda harapan bangsa.
Smile Melly kiong
CERITA ke-236 PAK DE SMIN daaari CEPU.
Entah karena Ramadhan, Pak De Samin rajin mencari cerita inspiratif. Ini dari sebuah halaman facebook anak UI
"Orangtua kamu bekerja apa? Ayah saya satpam Pak, ibu saya pekerja rumah tangga", jawab X, mahasiswa baru UI yg diterima di Prodi Akuntansi FEB UI melalui jalur undangan. "Kalau ayah saya supir bajaj Pak, ibu saya tak bekerja, kadang saja cari tambahan dengan melipat-lipat kardus, jawab Y, mahasiswi baru UI di Prodi Matematika FMIPA UI yang juga diterima via jalur undangan. "Kalau ayah saya pedagang keliling Pak, Pakai Moko (Motor Toko), hari ini juga ayah antar saya ke Balairung UI dengan moko-nya, ia tidak jualan hari ini..., papar Z. gadis berjilbab yang diterima di FTUI jalur undangan.
Dan masih banyak lagi kisah mengharukan saat meng-interview mahasiswa UI yang diterima via jalur undangan (SNMPTN) dan mengajukan beasiswa BidikMisi awal Juni 2015 ini. Ada mahasiswa FIB UI yang ayahnya seorang pedagang Kaki Lima. Mahasiswi baru FKM UI yang ayahnya supir dan ibunya penjahit. Mahasiswa baru Geografi FMIPA yang ayahnya buruh. Ada pula yang Ibunya penjual nasi uduk di pagi hari serta jualan Indomie.
Mendengar kisah mereka, wajah ini seperti tertampar, mata kemudian sembab dan hati semakin bersyukur. Di tengah keterbatasan finansial dan sempitnya kesempatan-kesempatan yang mereka miliki, mereka tetap tegar dan berjuang keras hingga terima di perguruan tinggi favorit di RI. Ayah X memang Satpam bergaji Rp 1.5 juta dan ibunya seorang PRT berpendapatan Rp 500.000,-, tapi X adalah juga juara 1 di SMA-nya di bilangan Jaksel dengan nilai UN tertinggi. Ayah Y memang supir bajaj dan ibunya bekerja melipat kardus, tapi Y adalah juga juara 1 satu sekolah di SMA-nya di bilangan Jakbar.
Man jadda wajada, Allah SWT memang Maha Adil, siapa yg berusaha keras insya Allah akan berhasil
0 komentar:
Posting Komentar