Selamat pagi sobat eMKa Land yang berbahagia, selalu semangat jika ingin menyapa.
Kemarin saya terlambat sedikit saja sudah banyak yg protes. Saya seneng sekali, artinya mental disiplin dari sobat eMKa Land sudah terbangun. Asal bukan penagih hutang ya. He he he
Banyak orangtua yang ketakukan ketika anak
perempuannya kenal cowok, anak lakinya kenal sama wanita. Idih kayak dia
tidak pernah muda, kan ada istilah cinta monyet 'kan?
Pengalaman orang
lain juga adalah guru kita. Saya ambil contoh guru les mandarin Julian yang
asli dari Taiwan, yang tidak bisa bahasa Indonesia sama sekali, anaknya
di sekolah ke swasta biasa. Kebayang tidak sih nilainya? Semester pertama
mamanya dipanggil kepala sekolah ceritakan bahwa anaknya bisa tidak naik
kelas. Pusinglah laoshi (bahasa Mandarin untuk kata guru) ini.
Tetapi dia tidak putus asa, dia tau anaknya ada
suka dengan anak perempuan sekelasnya. Akhirnya ditantangilah anaknya
kira-kira begini "Nak, jika perempuan yang kamu sukai itu memang perempuan yang
baik, maka dia harus bisa membuat kamu lebih baik daripada sekarang." Akhirnya kesempatan itu dipakai oleh anaknya untuk buktikan kalau
perempuan itu adalah penyemangat hidupnya, maka mereka selalu belajar kelompok
dan lain-lain, ternyata apa yang terjadi?
Anak itu bisa naik kelas dgn rangking
5. Mindful Parenting mengedepankan konsep mendengar dan empati sehingga sebagai orangtua akan tau dengan jelas apa yang diinginkan oleh anak, apa kendalanya
dan bagaimana bantu mereka cari solusinya. Bukan ada solusi mereka yang cari
sendiri, bukan sudah salah dimarah-marahi.
Saya mau adopsi cara ini, bagaimana dengan Anda?
Mindful Parenting? Solusi untuk generasi Indonesia yang lebih baik!!
Smile
Melly Kiong
Melly Kiong
@mellykiong
0 komentar:
Posting Komentar