Video Melly Kiong di Tupperware She Can
Jumat, Agustus 30, 2013 |
Label:
Tentang MK
Read User's Comments(0)
Anakku Tidak Mau Minta Maaf, Bagaimana Ya???
Kamis, Agustus 29, 2013 |
Label:
Mindful Parenting
Selamat
pagi sobat eMKa Land yang bahagia, selamat datang buat banyak pendatang
baru di komunitas eMKa Land dan terima kasih buat sobat lama yang selalu
setia menyemangati.
Saya bahagia sekali semakin banyak orangtua yang berani mengakui kesalahannya dalam mendidik dan berani berubah demi kebahagiaan anak-anaknya. Saya atas nama anak-anak mengucapkan banyak terima kasih.
Topik pagi ini adalah topik yang dipertanyakan banyak sobat jadi saya jawab massal aja ya? Orangtua mau anak minta maaf ini saya sering melihatnya sebagai sisi anak selalu jadi tertuduh, padahal belum tentu demikian. Namun budaya menghormati senioritas di Indonesia membuat anak-anak tidak pernah akan diprioritaskan. Sebaiknya kita ubah gaya kita, cari tahu mengapa anak kita melakukan sesuatu yang dianggap orang dewasa itu salah.
Saya bahagia sekali semakin banyak orangtua yang berani mengakui kesalahannya dalam mendidik dan berani berubah demi kebahagiaan anak-anaknya. Saya atas nama anak-anak mengucapkan banyak terima kasih.
Topik pagi ini adalah topik yang dipertanyakan banyak sobat jadi saya jawab massal aja ya? Orangtua mau anak minta maaf ini saya sering melihatnya sebagai sisi anak selalu jadi tertuduh, padahal belum tentu demikian. Namun budaya menghormati senioritas di Indonesia membuat anak-anak tidak pernah akan diprioritaskan. Sebaiknya kita ubah gaya kita, cari tahu mengapa anak kita melakukan sesuatu yang dianggap orang dewasa itu salah.
Dengarkan alasan, dan tanyakan ke
anak apakah dia tahu bahwa yang dia lakukan itu tidak baik, dan kasih
alasannya. Mungkin saja anak tidak tahu sebelumnya. Dan jika kita sudah
jelaskan, anggap dia tidak salah, tetapi lain kali tidak mengulanginya.
Kemudian bawa anak kita ke yang bersangkutan, dengan catatan kalau dia tidak
mengerti sebelumnya dan dia minta maaf atas ketidakmengertiannya.
Berikan harga diri anak kita, jika kita bisa berempati dan merasakan
bagaimana anak dihargai dan tidak dijatuhkan, kemungkinan anak akan menerima
dengan senang hati permintaan maaf yang diharapkan pun akan dilakukan dengan
sukarela.
So jangan selalu memposisikan anak pada kondisi yang kita inginkan tetapi berikan ruang kepada mereka untuk didengarkan.
Mindful Parenting selalu menyadarkan kita bagaimana menjadi orangtua yang lebih eling.
So jangan selalu memposisikan anak pada kondisi yang kita inginkan tetapi berikan ruang kepada mereka untuk didengarkan.
Mindful Parenting selalu menyadarkan kita bagaimana menjadi orangtua yang lebih eling.
So belajar dan teruslah belajar bersama disini dan berubahlah menjadi lebih baik demi anak-anak yang kita kasihi.
Salam
Smile
Melly Kiong
Melly Kiong
"Kenali
harga diri anak, dan hargailah sebagaimana manusia ingin dihargai, maka
mereka akan tumbuh menjadi manusia yang bermartabat."
Anak Pertama Adalah Investasi
Rabu, Agustus 28, 2013 |
Label:
Mindful Parenting
Selamat pagi sobat eMKa Land yang berbahagia, selamat menikmati sarapan dengan cinta. Selamat bergabung bagi teman-teman baru yang semakin antusias, dan terima kasih buat teman-teman yang sudah menyebarkan kebajikan tentang Mindful Parenting dan eMKa Land.
Sejak Matthew di SMP kelas satu, jelas sekali terlihat perubahannya dan hampir sama persis apa yang dilakukan oleh kokonya. Gaya dia mengatur dirinya dan gaya dia belajar yang nyaman dipilihnya. Serta melihat bagaimana peran kokonya dalam memberikan masukan dan gaya bagaimana mereka dalam berdiskusi.
Sobat hebat, ini bukan menceritakan betapa hebatnya seorang Melly Kiong ya, sama sekali bukan, saya hanya sharing atas sebuah hasil dari proses. Dengan harapan kita semua mau berproses untuk mendapatkan hasil, bukan dengan cara instan, saya butuh 16 tahun untuk trial and error, dan saya yakin ketika tanya sama anak-anak kami, betapa masih banyak kekurangan kami yang harus kami perbaiki setiap saat.
Dalam topik pagi ini, saya hanya ingin sampaikan investasilah pada anak pertama, bentuk karakternya, butuh ketegasan, dan rasa tega yang sangat tidak mudah, karena anak pertama biasanya pasti sedikit lebay sebagai orangtua. Usahakan tidak membandingkan dia dengan adiknya apa pun alasannya apalagi di depan oranglain. Namun berikan pujian ketika mendapati adiknya baik dikarenakan dirinya yang sudah berperan. Ulangi terus, terus dan terus, bahwa apa pun yang terjadi pada adiknya adalah jasanya baik ataupun buruk. Jika baik teruslah berterima kasih dan berikan pujian yang bijaksana.
Cobalah, dalam kondisi ini sebagai orangtua sangat diperlukan kesadaran untuk memuji yang tidak berlebihan melainkan selalu dalam rambu-rambu kebijaksanaan yang terkontrol.
Selamat pagi
Smile
Melly Kiong
"Anak adalah investasi yang sempurna bagi orangtua yang selalu eling."
Kecerdasan Emosi Orangtua Penentu Kecerdasan Emosi Anak
Jumat, Agustus 23, 2013 |
Label:
Mindful Parenting
Selamat
pagi sobat eMKa Land yang bahagia, selamat datang kepada banyak pendatang baru di
"Teras Melly Kiong", jangan sungkan mari duduk dan minumlah teh hangat
seduhan kami setiap pagi.
Terima kasih apresiasinya kepada anak kami
Matthew, kalau diurut kembali apa yang akan terjadi ya jika saya dan
suami marah-marah dan menyalahkan gurunya yang tidak fair karena kesalahan
itu dibuat oleh orang lain? Jujur ada perasaan itu, ada perasaan tidak tega,
ada perasaan gado-gado yang berkecamuk namun kami melihat ketenangan Matthew
yang memberikan signal dia menerimanya dengan sadar, itu yang membuat kami
tenang dan itu sangat berbalik memberinya support.
Kemarin banyak
sobat yang keberatan dengan hukuman massal yang tidak fair, tetapi jika saya
ikutin perasaan saya, emosi saya, marah-marah dengan gurunya, menyalahkan
ketiga temannya, kira-kira apa yang akan terjadi?
Mungkin Matthew tidak selesai nulis hukumannya dan berbalik menyalahkan
temannya, mungkin dia juga jadi benci sama gurunya merasa diperlakukan
tidak adil apalagi mendapat dukungan orangtua yang juga tidak menerima kondisi
ini.
Betapa ruginya kami, tidak ada pembelajaran buat Matthew tentang
kesetiakawanan, tidak ada tanggung jawab yang terbangun, tidak ada disiplin yang
tercermin, tidak akan ada rasa hormatnya kepada guru yang ditunjukkan.
Mindful
Parenting pada dimensi orangtua yang memiliki kesadaran emosional yang baik
cenderung akan punya kesadaran tentang bagaimana merespon ketimbang selalu reaktif
dan mendengar dengan penuh perhatian yang kami praktikkan ternyatalah adalah
sumber yang mendewasakan kami dalam bertindak.
Coba kami tidak melihat wajah Matthew ketika dia bicara tentang hukumannya,
coba kami tidak melihat ketenangan dia dalam mengerjakannya, pasti
semuanya akan beda.
Sobat orangtua, bukan sebuah kehebatan yang sedang
dipertontonkan, melainkan sebuah teknik mengendalikan emosi yang patut
di-share sebagai hasil dari positif dari mempraktikkan Mindful Parenting.
Salam
Smile
Melly Kiong
Ketika Anakku Dihukum Guru
Kamis, Agustus 22, 2013 |
Label:
Mindful Parenting
Selamat
pagi sobat eMKa Land yang bahagia, selamat bergabung buat teman-teman yang
baru, mari kita ikutin seduhan teh ilmu di "Teras Melly Kiong" kita
belajar dan terus belajar bersama untuk menjadi orangtua yang lebih baik.
Kemarin sore ada waktu menemani putra kecilku makan empek-empek, dalam perjalanan pulang dia mengatakan dia harus mempersiapkan tangannya untuk menulis hukuman kelas. Terus dia bercerita karena 3 orang temannya terlambat 2 menit untuk mulai acara doa, jadi satu kelas itu harus menanggung hukuman menyalin satu pasal.
Dalam perjalanan menulis yang dia lakonin sampai malam juga belum selesai, dalam hati kecil kami ada rasa haru, tetapi kami sengaja tidak memberikan komentar yang bisa memberikan efek down buat dia, ternyata paginya sebelum saya bangun dia sudah melanjutkan lagi pekerjaannya dan saya diminta tolong untuk membacakannya.
Apakah dia marah dengan gurunya? Apakah dia marah dengan temannya? Katanya tidak, tetapi dia merasa itu adalah disiplin yang harus dia dan kawan-kawan perhatikan. Jujur saya lega, malahan saya dan suami merasa ada sedikit keterlaluan namun semua sirna melihat kebesaran hati anak menerimanya dan walaupun belum selesai, dia telah memutuskan menghadapi apa pun dan saya katakan betapa hebatnya dia, sudah melakukan usaha semaksimal yang dia bisa lakukan.
Aku berguru pada kesetiakawanan, ketaatan, tanggung jawab, dan jiwa besar dari anakku Matthew. Semoga jiwa ini selalu ada dan terus ada selama-lamanya.
Salam kagum
Smile Melly Kiong
Kemarin sore ada waktu menemani putra kecilku makan empek-empek, dalam perjalanan pulang dia mengatakan dia harus mempersiapkan tangannya untuk menulis hukuman kelas. Terus dia bercerita karena 3 orang temannya terlambat 2 menit untuk mulai acara doa, jadi satu kelas itu harus menanggung hukuman menyalin satu pasal.
Dalam perjalanan menulis yang dia lakonin sampai malam juga belum selesai, dalam hati kecil kami ada rasa haru, tetapi kami sengaja tidak memberikan komentar yang bisa memberikan efek down buat dia, ternyata paginya sebelum saya bangun dia sudah melanjutkan lagi pekerjaannya dan saya diminta tolong untuk membacakannya.
Apakah dia marah dengan gurunya? Apakah dia marah dengan temannya? Katanya tidak, tetapi dia merasa itu adalah disiplin yang harus dia dan kawan-kawan perhatikan. Jujur saya lega, malahan saya dan suami merasa ada sedikit keterlaluan namun semua sirna melihat kebesaran hati anak menerimanya dan walaupun belum selesai, dia telah memutuskan menghadapi apa pun dan saya katakan betapa hebatnya dia, sudah melakukan usaha semaksimal yang dia bisa lakukan.
Aku berguru pada kesetiakawanan, ketaatan, tanggung jawab, dan jiwa besar dari anakku Matthew. Semoga jiwa ini selalu ada dan terus ada selama-lamanya.
Salam kagum
Smile Melly Kiong
"Tidak semua yang terbayang oleh kita sebagai orangtua
selalu baik adanya, ada baiknya berikan kesempatan anak kita untuk
melakukan yang terbaik baginya "
Kecerdasan Emosi Benar-Benar Penting
Rabu, Agustus 21, 2013 |
Label:
Mindful Parenting
Selamat
pagi sobat eMKa Land yang baik, semoga semangat dari sebagian sobat yang
terus bergulir membawa perubahan dari diri sendiri keluarga akan
berdampak buat Indonesia yang lebih baik. Tentunya partisipasi "Teras Melly
Kiong" akan selalu ikut serta.
Jadi ingat beberapa waktu sempat cerita dengan sobat Donny, tentang anak muda yang melamar pekerjaan, setelah di-interview nilainya nyaris sempurna. Semua kelihatannya begitu baik dari caranya dia berkomunikasi dari nilai akademisnya, namun iseng-iseng Pak Donny cari di sosial media milik orang tersebut yang mengumpat dengan serunya, terlihat sekali bagaimana watak asli yang tergambarkan.
So, bukan bagaimana kita menulis statusnya namun bagaimana mengendalikan emosi dalam diri kita yang perlu sekali ditanamkan ke anak-anak sejak mereka kecil. Seperti halnya anak-anak melempar barang, jedotkan kepala, nangis sampai berguling-gulingan, ini signal pengendalian yang perlu mendapat perhatian.
Peluk anak jika dia emosi dan rasakan emosinya bersama setelah itu cari tahu kenapa dan apa penyebab dia emosi.
Mindful parenting dengan berempati dan menindahkan diri ke tempat anak kita akan menemukan solusinya, bukan hanya menghakimi dan membiarkan waktu yang mengubahnya.
Coba yuk, kita latih emosi kita.
Smile
Melly Kiong
Jadi ingat beberapa waktu sempat cerita dengan sobat Donny, tentang anak muda yang melamar pekerjaan, setelah di-interview nilainya nyaris sempurna. Semua kelihatannya begitu baik dari caranya dia berkomunikasi dari nilai akademisnya, namun iseng-iseng Pak Donny cari di sosial media milik orang tersebut yang mengumpat dengan serunya, terlihat sekali bagaimana watak asli yang tergambarkan.
So, bukan bagaimana kita menulis statusnya namun bagaimana mengendalikan emosi dalam diri kita yang perlu sekali ditanamkan ke anak-anak sejak mereka kecil. Seperti halnya anak-anak melempar barang, jedotkan kepala, nangis sampai berguling-gulingan, ini signal pengendalian yang perlu mendapat perhatian.
Peluk anak jika dia emosi dan rasakan emosinya bersama setelah itu cari tahu kenapa dan apa penyebab dia emosi.
Mindful parenting dengan berempati dan menindahkan diri ke tempat anak kita akan menemukan solusinya, bukan hanya menghakimi dan membiarkan waktu yang mengubahnya.
Coba yuk, kita latih emosi kita.
Smile
Melly Kiong
"Emosi hanya bisa dikendalikan dengan kasih."
Anakku Emosi Sekali, Bagaimana Ya???
Selamat pagi sobat eMKa Land yang berbahagia, tetap pikirkan rencana-rencana indah yang akan direalisasikan untuk menumbuhkan semangat baru selanjutnya bersama di "Teras Melly Kiong".
Saya sangat bahagia melihat pertumbuhan kepedulian sobat eMKa Land yang datang dari pihak bapak-bapak, artinya ibu-ibu tidak merasa sendirian, dan yang paling menyenangkan adalah pengakuan bapak-bapak atas kesalahannya selama ini yang sering ngerecoki apa yang sudah dilakukan oleh istri.
Contohnya anak nangis minta sesuatu, sampai banting barang yang ada di sekitar, si ibu membiarkannya, tetapi bapak datang seperti hero mendiamkan anak dan memberikan apa yang diinginkan. Anak berhenti menangis memang. Tetapi si ayah tidak sadar dia telah membantu anak mempertajam pedangnya, senjata yang akan dipakai untuk memenuhi semua keinginannya.
So bagaimana sih? Biarkan anak itu menangis mau seperti apa pun jangan diladenin. Setelah dia diam sendiri tanya dia, capek tidak nangis? Kata dokter itu sangat bagus buat paru-parunya, makanya mama tidak mau diamin. Terus jelaskan mengapa kita tidak memberikannya dan pertegas kembali ke anak jika dia mau bagaimana cara usahanya dan kondisi seperti apa dia bisa minta lagi. Intinya ajari mereka dengan tegas mana yang boleh dan mana yang tidak dan suruh mereka bereskan barang yang berantakan dan minta maaf.
Mindful Parenting tidak menghakimi diri sendiri dan anak, so buat bapak-bapak tidak usah mesem-mesem baca ini segera minta maaf sama istri jika ada kesalahan dan perbaiki.
Saya tunggu pengakuan dosanya...
Salam Smile
Melly Kiong
"Tidak akan ada perubahan ke arah baik bagi anak, jika orangtua menganggap semuanya baik-baik saja"
Kreatif Menghindari Kata Ancaman?
Senin, Agustus 19, 2013 |
Label:
Mindful Parenting
Selamat pagi sobat eMKa Land yang bahagia, Semangat Senin tetap berkobar di "Teras Melly Kiong", jadi jangan khawatir ya. Selamat datang buat yang baru bergabung, dan ayo kita seduh tehnya bersama-sama.
Beberapa hari yang lalu saya ada posting tentang kata ancaman. Ternyata banyak sekali yang merasakan punya problem serta bertanya bagaimana menghilangkan kalimat ancaman. Saya jadi jawab semua di sini ya?
Ketika kita menginginkan sesuatu tetapi seseorang sudah memberikan sinyall tidak akan bisa merealisasikannya apalagi harus melakukan sesuatu yang tidak kita sukai, kira-kira kita masih mau usaha tidak?
Tetapi jika kita menginginkan sesuatu, orang itu memberikan harapan bahwa kita bisa mendapatkannya jika kita melakukan sesuatu yang walaupun tidak kita sukai, pasti ada harapan yang membuat kita mau berusaha.
Nah kondisi 1 dan 2 itu jelas beda, jadi kepada anak juga sama, kita menginginkan anak makan, sedangkan mereka lagi senang nonton. Maka kesenangan nonton itu didahulukan bahwa kita memberikan dia izin untuk nonton, hanya syaratnya makan dulu. Jangan langsung cut "Awas ya TV-nya mama matiin" kalau kamu tidak makan.
Mindful Parenting benar-benar luar biasa, kita harus bisa berempati dengan apa yang dirasakan oleh anak kita, maka kita akan bisa memutuskan kondisi mana yang kita inginkan.
So, coba praktikkan dan rasakan bahagianya anak-anak kita.
Selamat pagi!!!!!
Smile
Melly Kiong
"Tidak akan ada kekaguman yang bisa dirasakan oleh anak jika orangtua tidak menunjukkan cara mengagumi mereka."
Info Channel Radio dan TV di Internet
Sabtu, Agustus 17, 2013 |
Label:
Info eMKa
Info ini kami sediakan untuk memudahkan anggota eMKa Land. Dalam posting yang Melly Kiong bagikan via BBM (BlackBerry Messager) terkadang ada info mengenai wawancara dengan beliau, acara Mindful Parenting, atau info bermanfaat lainnya di radio maupun TV.
Gelombang radio di Jakarta dan di kota lain berbeda. Untuk itulah kami berikan info ini (jika suatu saat dalam BBM tersebut tidak dicantumkan gelombang radio tersebut untuk kota-kota selain Jakarta). Kalau di kota Anda tidak ada siaran radio tersebut? Coba tautan yang kami sediakan untuk mendengarkan radio via internet.
Untuk acara di TV, ada kalanya siaran TV tersebut lokal (hanya untuk kota Jakarta dan sekitarnya) sedangkan rekan-rekan di kota lain pun ingin menyaksikannya. Teknologi memungkinkan hal tersebut karena di internet ada situs yang live streaming.
Semoga posting ini bermanfaat...
Berikut info channel radio:
Radio Female:
- Jakarta: 97,9 FM
- Bandung: 96,4 FM
- Semarang: 96,1 F
- Yogyakarta: 103,7 FM
- Bukan di kota-kota di atas? Klik ini: Female Radio
Mau dengarkan radio-radio lain tapi di kota Anda tidak bisa menangkap siaran radionya dan juga tidak bisa menyaksikan siaran TV di kota Anda? Kami sediakan tautannya, silakan klik tulisan berwarna merah di bawah ini ini (ada 96 channel radio, 25 channel TV):
Saat posting ini dibuat, channel radio yang ada dan bisa didengar via situs di atas adalah:
Radio Online:
(semua disusun sesuai abjad untuk memudahkan Anda mencarinya apakah radio yang Anda cari bisa didengar via situs ini)
Radio Online:
- Alaikassalam Radio 95.5
- Al Hidayah
- Antares FM
- Ardan FM 105.9
- Bens Radio 106.2 Jakarta
- Beoli FM
- Cirebon Radio 89.2
- Colors Radio 87.7
- Cosmopolitan FM 90.4
- Dakta Radio Bekasi
- Delta FM 99.1
- DJ FM 94.8
- DJ Wirya FM 94
- EL John 88.5 FM
- Elpas FM 103.6
- Elshaddai FM
- FBI FM 91.8
- FeMale Radio FM 97.9
- Gajahmada FM
- Gen FM Jakarta
- Geronimo FM
- Green Radio 89.2
- IBC FM 101.6
- Indika FM
- I Radio Bandung
- i Radio Jakarta
- Istara FM 101.1
- J Radio Banjarmasin
- Kis FM 95.1
- KLCBS Radio 100.4
- K-Lite FM 107.1
- Lite FM 105.8
- Mercury FM 96.0
- MGT FM 101.1
- Motion Radio 97.5
- M Radio Surabaya
- MS Tri FM 104.2
- Mustang 88 FM
- My Radio 94.4
- Nagaswara FM
- OZ Radio 90.8
- OZ Radio Bali
- Pas FM 92.4
- Pas FM Surabaya
- Persada FM 92.4
- Phoenix Radio Bali
- Prambors 102.2 FM
- PR FM 107.5
- Radio 99ers
- Radio B 95.6
- Radio Bali Online
- Radio Cosmo 101.9
- Radio Dangdut 97.1
- Radio Elshinta
- Radio Global Adventista
- Radio Heartline Karawaci
- Radio Idola Semarang
- Radio Kosmonita 95.4
- Radio Lita
- Radio Mara 106.7
- Radio MQFM 102.7
- Radio Nafiri 107.1
- Radio Nagaswara FM
- RadioOn Bandung
- Radio OZ 103.1
- Radio Pelita Kasih
- Radio Republik Indonesia 1
- Radio Rodja 756 AM
- Radio Rugeri 90.3
- Radio Star FM Indonesia
- Radio SuaraQuran
- Radio Suara Surabaya
- Radio Swaragama 101.7
- Raka FM Bandung
- Rama FM 104.7
- Rase FM 102.3
- Rasika FM
- Rasika Ungaran
- Rasil 720 AM
- Retjo Buntung FM
- Retjo Buntung FM 2
- Rhema FM 88.6
- Ria Pop FM Depok
- She Radio Surabaya
- Smartfm Semarang
- Solopos FM
- Sonora FM
- SS FM Semarang
- Star FM 105.5
- Suara Gratia
- Suara Surabaya Radio
- Trax FM 90.2
- Trijaya FM 87.6
- Wijaya FM Online
- Women Radio 94.3
- ZFM Radio Depok
TV Online:
- ANTV Indonesia
- Bali TV Jakarta
- Batu TV Malang
- Bukittinggi TV
- Dhamma TV Malang
- Global TV Indonesia
- Indonesia TV Online
- Jak TV Indonesia
- JTV Surabaya
- Kompas TV
- Manado News
- MNC Bussiness Channel
- MNC Entertainment TV
- MNC Lifestyle TV
- MNC Music Channel
- MNC News TV
- MNC TV Indonesia
- O Channel Jakarta
- PJTV Bandung TV
- RCTI TV Indonesia
- SCTV Surabaya
- Sindo TV Jakarta
- Trans7 TV Jakarta
- Trans TV Indonesia
- TVRI Indonesia
Mau tonton TV lain? Coba klik tulisan di bawah ini:
Setelah masuk ke situs Mivo, lihat sisi kanan atas ada tulisan Channel dalam kotak warna oranye. Di situs Mivo ini Anda bisa menyaksikan streaming TV:
- Anteve
- Daai TV
- Indosiar
- Jak TV
- Kompas TV
- O Channel
- Lejel Drama
- Lejel Movie
- Lejel Music
- Lejel Shopping
- Mivo TV
- More 1
- More 2
- SCTV
- Trans7
- TransTV
- TV One
- TVRI Budaya
- TVRI Jakarta
- TVRI Nasional
- TVRI Olahraga
Channel TV Online lain (tinggal klik):
Tidak Sadar 'kan Kalau Kita yang Sering Memberikan Contoh Mengancam...
Jumat, Agustus 16, 2013 |
Label:
Mindful Parenting
Selamat
pagi sobar eMKa Land, Jumat lho ya, hari yang menyenangkan bagi banyak
sobat, kenapa ayo???"Teras Melly Kiong " tetap setia kok, susah maupun
senang.
Aku mendapati mama mertuaku begitu berang saat mendapati
cucunya mengatakan bahwa dia akan mau makan kalau dikasih main Ipad.
Padahal kalau diurut-urut setiap hari, mamaku selalu mengeluarkan
ancaman "Awas kalau tidak makan Ipad-nya popo sita", "Awas kalau tidak habis
makannya nggak boleh nonton" "Awas ya kalau nggak tidur nggak bisa ikut ke
mall" ,...
Kebayang tidak setiap hari awas, awas, dan awas. Itulah
bukti betapa egoisnya orangtua dari jaman dulu sampai sekarang. Yuk kita
bercermin dan menyadari bahwa apa yang dilakukan anak adalah hasil
rekaman atas apa yang mereka lihat. Kita harus sadari betul bahwa anak-anak bukan pendengar yang baik, tetapi mereka adalah perekam yang ulung.
Mindful Parenting selalu mengingatkan kita untuk menjadi orangtua yang eling dalam berpikir, berucap dan bertindak, sehingga kita sadar bahwa kita harus memberikan rekaman yang sebaik baiknya agar anak-anak kita punya memori rekaman yang indah tentang orangtuanya.
Semangat ya... Salam perubahan
Smile
Melly Kiong
Melly Kiong
" Isilah memori indah bagi anak-anak kita agar mereka mampu memutarnya kembali ke anak-anaknya kelak."
Kreativitas Itu Bisa Dirangsang, Orangtua dan Guru yang Bisa Melakukannya
Kamis, Agustus 15, 2013 |
Label:
Mindful Parenting
Selamat
pagi sobat eMKa Land yang berbahagia, saya semakin antusias membangun
komunitas yang berkualitas sementara masih lewat dunia maya ini dan
melalui "Teras Melly Kiong " kita akan terus belajar, belajar, dan
belajar.
Sahabat saya Teresa selalu bertanya: "Kenapa pendidikan Indonesia membuat kita jadi tidak kreatif?"
Saya jawab: "Siapa bilang? Saya sekolah di Indonesia bahkan di kampung banget." So bukan di mana sekolahnya melainkan bagaimana orangtua dan guru berperan menanamkan chip kreativitasnya.
Nah, coba lihat DP saya, apa yang terjadi? Itu adalah cermin yang pecah, saya pikir sayang juga dan keluarlah ide kreatif selain cermin bagian bawah yang lebih sering dipakai, saya tempelin pakai sisa kain batik malah jadi antik. Saya sengaja nempel di hadapan anak-anak, karena saya ingat bagaimana kreativitas saya adalah warisan masa kecil saya melihat almarhumah mama yang bisa bikin kandang ayam dengan bahan yang ada di sekitar dikarenakan kondisi ekonomi serta bagaimana guru PKK saya mengajarkan lifeskill dari bahan-bahan yang tidak terpakai yang menjadikan saya sosok yang begitu kreatif yang tidak betah melihat sampah.
Kemarin Julian memberikan masukan untuk mempertajam benih kreativitas yang telah bersemi.
Sobat orangtua, percayalah kreativitas adalah syarat mutlak membuat seseorang bisa bertahan hidup dalam kondisi apa pun juga. Mindful Parenting identik dengan cara membangun kreativitas kita sebagai orangtua karena besarnya empati yang selalu ter-upgrade.
Yuk..pindah haluan, jadilah orangtua yang kreatif.
Smile
Melly Kiong
Sahabat saya Teresa selalu bertanya: "Kenapa pendidikan Indonesia membuat kita jadi tidak kreatif?"
Saya jawab: "Siapa bilang? Saya sekolah di Indonesia bahkan di kampung banget." So bukan di mana sekolahnya melainkan bagaimana orangtua dan guru berperan menanamkan chip kreativitasnya.
Nah, coba lihat DP saya, apa yang terjadi? Itu adalah cermin yang pecah, saya pikir sayang juga dan keluarlah ide kreatif selain cermin bagian bawah yang lebih sering dipakai, saya tempelin pakai sisa kain batik malah jadi antik. Saya sengaja nempel di hadapan anak-anak, karena saya ingat bagaimana kreativitas saya adalah warisan masa kecil saya melihat almarhumah mama yang bisa bikin kandang ayam dengan bahan yang ada di sekitar dikarenakan kondisi ekonomi serta bagaimana guru PKK saya mengajarkan lifeskill dari bahan-bahan yang tidak terpakai yang menjadikan saya sosok yang begitu kreatif yang tidak betah melihat sampah.
Kemarin Julian memberikan masukan untuk mempertajam benih kreativitas yang telah bersemi.
Sobat orangtua, percayalah kreativitas adalah syarat mutlak membuat seseorang bisa bertahan hidup dalam kondisi apa pun juga. Mindful Parenting identik dengan cara membangun kreativitas kita sebagai orangtua karena besarnya empati yang selalu ter-upgrade.
Yuk..pindah haluan, jadilah orangtua yang kreatif.
Smile
Melly Kiong
"Anak yang bahagia adalah anak yang selalu mendapat porsi untuk mengembangkan kreativitasnya "
Penting Lho Bahan Diskusi Dengan Anak Anak
Rabu, Agustus 14, 2013 |
Label:
Mindful Parenting
Selamat
pagi sobat eMKa Land yang bahagia, maaf agak terlambat, maklum masih
menikmati gantiin Rini dan Rizky, tetapi jangan khawatir "Teras Melly
Kiong" tidak akan terlantarkan.
Ternyata masih banyak sobat yang bergabung tetapi tidak mengerti apa itu eMKa Land dan apa misi dan visinya, silakan masuk ke www.emkaland.blogspot.com ya, supaya saya tidak usah mengulangi lagi.
Seperti yang saya lakukan dalam pola pengasuhan yang welas asih, sejak kecil anak-anak memang terdidik untuk menghargai makhluk lain walaupun itu adalah seekor semut, sampai ketika ada seekor semut yang ada dibaju mereka akan dipindahkan ke jari dan kemudian dipindahkan ke tembok lagi. Semua itu dilakukan karena mereka menghargai hak hidup seekor semut.
Nah beberapa pagi ini ketika saya menyapu halaman, sempat kegigit semut merah, bisa kebayangkan sakitnya? Tetapi lupa mau bahas sama anak-anak enaknya diapakan ya semut merahnya? Tindakan pertama yaitu menyapu keluar. Semoga saja ada jalan keluar yang baik setelah diskusi dengan anak-anak nanti. Boleh ya ini juga didiskusikan dengan anak-anak sobat eMKa Land? Saya tunggu jawabannya sore ini.
Kreatif melibatkan anak-anak dalam mengambil sebuah keputusan itu adalah awal yang baik untuk mendidik mereka menjadi punya konsekuensi atas keputusan yang harus dihargai.
Mindful Parenting, selalu memberikan ruang kepada anak untuk dilibatkan dan didengarkan pendapatnya.
Siap ya utk belajar dan terus belajar menjadi orangtua yang lebih baik.
Salam Smile
Melly Kiong
Ternyata masih banyak sobat yang bergabung tetapi tidak mengerti apa itu eMKa Land dan apa misi dan visinya, silakan masuk ke www.emkaland.blogspot.com ya, supaya saya tidak usah mengulangi lagi.
Seperti yang saya lakukan dalam pola pengasuhan yang welas asih, sejak kecil anak-anak memang terdidik untuk menghargai makhluk lain walaupun itu adalah seekor semut, sampai ketika ada seekor semut yang ada dibaju mereka akan dipindahkan ke jari dan kemudian dipindahkan ke tembok lagi. Semua itu dilakukan karena mereka menghargai hak hidup seekor semut.
Nah beberapa pagi ini ketika saya menyapu halaman, sempat kegigit semut merah, bisa kebayangkan sakitnya? Tetapi lupa mau bahas sama anak-anak enaknya diapakan ya semut merahnya? Tindakan pertama yaitu menyapu keluar. Semoga saja ada jalan keluar yang baik setelah diskusi dengan anak-anak nanti. Boleh ya ini juga didiskusikan dengan anak-anak sobat eMKa Land? Saya tunggu jawabannya sore ini.
Kreatif melibatkan anak-anak dalam mengambil sebuah keputusan itu adalah awal yang baik untuk mendidik mereka menjadi punya konsekuensi atas keputusan yang harus dihargai.
Mindful Parenting, selalu memberikan ruang kepada anak untuk dilibatkan dan didengarkan pendapatnya.
Siap ya utk belajar dan terus belajar menjadi orangtua yang lebih baik.
Salam Smile
Melly Kiong
" Kedewasaan orangtua bisa diukur dari kemampuannya menerima kritikan dari anak-anak"
Anak Memukul Orangtua Wajarkah?
Selamat
pagi sobat eMKa Land yang berbahagia, semangat imajinasi untuk membangun
kota eMKa Land masih terasa lho, semoga " Teras Melly Kiong" terus
mengasah orangtua yang kreatif tentunya lewat seduhan teh ilmunya.
Sobatku, setiap BC saya selalu ada maksud, saya pribadi berharap semakin banyak yang ikut partisipasi, karena saya sangat ingin penghuni eMKa Land adalah orangtua yang benar-benar sadar akan pentingnya ilmu untuk meng-upgrade diri kita, supaya semakin bijaksana dalam mendidik anak-anak kita.
Sobat eMKa Land ada yang bertanya benar tidak sih jika anak seusia 3,5 tahun menendang-enndang kepala orangtua? Dan boleh tidak memberikan hukuman?
Jawabnya "boleh, asal hukuman yang mendidik dan anak tahu bahwa itu adalah kesalahan yang tidak boleh diulangi kembali. Namun banyak sekali yang menganggap anak masih kecil dan belum mengerti, nanti besar juga mengerti."
Jika kita bisa mendidik mereka dari kecil mengapa harus tunggu sampai besar? Ada yang sudah memberikan hukuman hanya sebatas itu tetapi tidak lengkap melibatkan anak dengan memberikan penjelasan mengapa kita harus marah dan sampai menghukum mereka? Katakan karena kita sangat sayang dan ingin mendidik dia. Dan ajak anak untuk janji tidak mengulanginya karena dia sudah tahu bahwa itu tidak baik.
So, jangan menunggu sampai besar baru dididik jika itu bisa dimulai dari balita. Percayalah berapa pun umurnya anak bisa diajak komunikasi jika kita tahu caranya. Mindful Parenting adalah kuncinya.
Semangat selasa
Smile Melly Kiong
Sobatku, setiap BC saya selalu ada maksud, saya pribadi berharap semakin banyak yang ikut partisipasi, karena saya sangat ingin penghuni eMKa Land adalah orangtua yang benar-benar sadar akan pentingnya ilmu untuk meng-upgrade diri kita, supaya semakin bijaksana dalam mendidik anak-anak kita.
Sobat eMKa Land ada yang bertanya benar tidak sih jika anak seusia 3,5 tahun menendang-enndang kepala orangtua? Dan boleh tidak memberikan hukuman?
Jawabnya "boleh, asal hukuman yang mendidik dan anak tahu bahwa itu adalah kesalahan yang tidak boleh diulangi kembali. Namun banyak sekali yang menganggap anak masih kecil dan belum mengerti, nanti besar juga mengerti."
Jika kita bisa mendidik mereka dari kecil mengapa harus tunggu sampai besar? Ada yang sudah memberikan hukuman hanya sebatas itu tetapi tidak lengkap melibatkan anak dengan memberikan penjelasan mengapa kita harus marah dan sampai menghukum mereka? Katakan karena kita sangat sayang dan ingin mendidik dia. Dan ajak anak untuk janji tidak mengulanginya karena dia sudah tahu bahwa itu tidak baik.
So, jangan menunggu sampai besar baru dididik jika itu bisa dimulai dari balita. Percayalah berapa pun umurnya anak bisa diajak komunikasi jika kita tahu caranya. Mindful Parenting adalah kuncinya.
Semangat selasa
Smile Melly Kiong
"Berbaik sangkalah kepada semua orang termasuk anak kita,
bahwa mereka melakukan banyak kesalahan karena kita belum mengajarinya, bukan karena
pengaruh orang lain"
Tak Perlu Gengsi Mengakui Salah dan Terima Kritikan Anak
Senin, Agustus 12, 2013 |
Label:
Mindful Parenting
Selamat
pagi sobat eMKa Land yang berbahagia, wow kangen sekali pastinya ya
seminggu kita tidak belajar bersama di sini. Kita buanyaaak sobat baru lho
di "Teras Melly Kiong" dan Pontianak menempati urutan pertama dalam
jumlah dan semoga Pontianak bisa merealisasikan komunitas nyata yang
pertama di Indonesia buat eMKa Land.
Banyak banget bahan yang mau di-share, tetapi hari ini saya mulai dengan pengalaman saya, makan bersama suami dan anak di sebuah resto, dan meja yang kami duduki bocor, sehingga perlu wadah untuk nampung air yang menetes. Sudah 3 kali saya minta tolong pada pelayannya untuk bisa dapat tempat menampung tetesan air, tetapi belum dilayani juga, akhirnya saya bicara agak sedikit tegas bahwa sudah "3 x" saya minta tapi belum dilayani.
Akhirnya kami pindah ke meja yang lain, dan Julian mengkritik saya yang melakukan penekanan dengan menggunakan bahasa 3x itu tidak bijaksana. Alangkah elegannya jika saya minta sekali lagi atau "Mbak apakah saya bisa bantu mengambilkan tempat ke dalam karena mbak terlalu ramai?" Jujur saya mencoba membela diri, tetapi ketika saya melihat bagaimana anak kami bisa begitu besar empatinya pada kondisi yang sulit, kesabarannya menunggu, sungguh membuat aku malu dan aku mengakui kesalahanku.
Sobat eMKa Land yang baik, kerendahan hati adalah kunci bagi orangtua untuk melawan gengsi dan Mindful Parenting mengajak kita untuk tidak menyalahkan diri kita sendiri dan terus belajar berubah menjadi lebih baik. Yuuuk, nggak usah gengsi...
Thank you Julian
Semangat Senin,
Salam smile
@mellykiong
Banyak banget bahan yang mau di-share, tetapi hari ini saya mulai dengan pengalaman saya, makan bersama suami dan anak di sebuah resto, dan meja yang kami duduki bocor, sehingga perlu wadah untuk nampung air yang menetes. Sudah 3 kali saya minta tolong pada pelayannya untuk bisa dapat tempat menampung tetesan air, tetapi belum dilayani juga, akhirnya saya bicara agak sedikit tegas bahwa sudah "3 x" saya minta tapi belum dilayani.
Akhirnya kami pindah ke meja yang lain, dan Julian mengkritik saya yang melakukan penekanan dengan menggunakan bahasa 3x itu tidak bijaksana. Alangkah elegannya jika saya minta sekali lagi atau "Mbak apakah saya bisa bantu mengambilkan tempat ke dalam karena mbak terlalu ramai?" Jujur saya mencoba membela diri, tetapi ketika saya melihat bagaimana anak kami bisa begitu besar empatinya pada kondisi yang sulit, kesabarannya menunggu, sungguh membuat aku malu dan aku mengakui kesalahanku.
Sobat eMKa Land yang baik, kerendahan hati adalah kunci bagi orangtua untuk melawan gengsi dan Mindful Parenting mengajak kita untuk tidak menyalahkan diri kita sendiri dan terus belajar berubah menjadi lebih baik. Yuuuk, nggak usah gengsi...
Thank you Julian
Semangat Senin,
Salam smile
@mellykiong
"Gengsi adalah lapisan yang menutup wajah kebijaksanaan orangtua selamanya"
Mbak Mudik?? No Problem
Rabu, Agustus 07, 2013 |
Label:
Mindful Parenting
Selamat pagi sobat eMKa Land yang berbahagia, semngat Jumat sangat beda rasanya 'kan?
Pasti seduhan teh ini lagi ditunggu tunggu "Teras Melly Kiong" selalu menyediakan yang dibutuhkan.
Sesuai dengan judulnya, saya yakin pasti banyak yang bilang eMKa mah enak anak-anak sudah besar... Emang anak kami begitu lahir langsung sebesar ini? Kami selalu berproses dan proses yang dilewatilah yang membuat saya bisa berbagi di sini.
Bagaimana sih membuat mbak mengerti kapan dia harus balik dan kapan dia kembali? Libatkan dia dalam diskusi. Jangan kita yang menentukan, bagaimana kita bisa mentolelir waktunya? Berempatilah dengan mereka, posisikan kita di tempat mereka, rasakan apa yang mereka rasakan dan tawarkan dan penuhi apa yang mereka butuhkan. Ini adalah salah satu cara memperlakukan mereka sebagai keluarga. Jika kita bisa lakukan maka kita tidak perlu khawatir mereka kembali atau tidak. Posisikan mereka sebagai bagian dari keluarga.
Padahal dalam kondisi tidak ada asisten, kita bisa diskusikan dengan anak tentang pembagian peran yang harus mereka lakukan, ketika mereka lakukan mereka bisa merasakan bagaimana dan mereka bisa lebih menghargai peran mbaknya selama ini. Dan kondisi ini sangat baik untuk membangunkan tanggung jawab anak serta kesempatan kerjasama yang sangat jarang bisa terjadi. Bahkan orgtua bisa mengukur sampai di mana kemandirian anak.
Sobat orangtua, mari sederhanakan permasalahan dengan mencari sisi positif dari setiap kondisi.
Mindful Parenting yang selalu mengedepankan empati, termasuk bagaimana berempati dengan asisten adalah cara mempermudah mencapai hidup yang lebih bahagia.
Cobalah pindahkan tempat kita...
Salam smile
Melly Kiong
www.emkaland.blogspot.com
"Bukalah pintu empati kita selebar lebarnya, maka kita akan menemukan setiap kisi kesederhanaan yang membahagiakan."
Sesuai dengan judulnya, saya yakin pasti banyak yang bilang eMKa mah enak anak-anak sudah besar... Emang anak kami begitu lahir langsung sebesar ini? Kami selalu berproses dan proses yang dilewatilah yang membuat saya bisa berbagi di sini.
Bagaimana sih membuat mbak mengerti kapan dia harus balik dan kapan dia kembali? Libatkan dia dalam diskusi. Jangan kita yang menentukan, bagaimana kita bisa mentolelir waktunya? Berempatilah dengan mereka, posisikan kita di tempat mereka, rasakan apa yang mereka rasakan dan tawarkan dan penuhi apa yang mereka butuhkan. Ini adalah salah satu cara memperlakukan mereka sebagai keluarga. Jika kita bisa lakukan maka kita tidak perlu khawatir mereka kembali atau tidak. Posisikan mereka sebagai bagian dari keluarga.
Padahal dalam kondisi tidak ada asisten, kita bisa diskusikan dengan anak tentang pembagian peran yang harus mereka lakukan, ketika mereka lakukan mereka bisa merasakan bagaimana dan mereka bisa lebih menghargai peran mbaknya selama ini. Dan kondisi ini sangat baik untuk membangunkan tanggung jawab anak serta kesempatan kerjasama yang sangat jarang bisa terjadi. Bahkan orgtua bisa mengukur sampai di mana kemandirian anak.
Sobat orangtua, mari sederhanakan permasalahan dengan mencari sisi positif dari setiap kondisi.
Mindful Parenting yang selalu mengedepankan empati, termasuk bagaimana berempati dengan asisten adalah cara mempermudah mencapai hidup yang lebih bahagia.
Cobalah pindahkan tempat kita...
Salam smile
Melly Kiong
www.emkaland.blogspot.com
"Bukalah pintu empati kita selebar lebarnya, maka kita akan menemukan setiap kisi kesederhanaan yang membahagiakan."
Semakin Kita Harus Berterima Kasih
Selamat pagi sobat eMKa Land
yang berbahagia, terima kasih atas pengertiannya pada keterlambatan
menyeduhkan teh pagi ini, tenang saja "Teras Melly Kiong" tetap
konsisten.
Pagi ini benar-benar menikmati setiap sudut ruangan yang sudah lama saya lewatkan, piknik ke area pencucian baju, ke area penjemuran baju dan masuk ke kolong ranjang, wow fantastis sekali.
Pagi ini benar-benar menikmati setiap sudut ruangan yang sudah lama saya lewatkan, piknik ke area pencucian baju, ke area penjemuran baju dan masuk ke kolong ranjang, wow fantastis sekali.
Betapa aku bersyukur kalau Rini dan Rizky selama ini begitu setia dengan pekerjaannya membantu kami sehingga kami bisa mengerjakan pekerjaan yg lain, teamwork yang baik.
Cobalah nikmati dan syukuri ini sebagai tour di dalam rumah, jangan seperti kebanyakan yang selalu menyalahkan mereka yang tidak bersihlah, boroslah, ini tidak benar itu tidak benar jadi pusing sendiri 'kan?
Cobalah berempati dengan mereka, maka kita akan menemukan tidak mudah jadi asisten RT, dan percayalah syarat bisa mendapatkan asisten yang baik bukan berapa besar bayarannya, melainkan seberapa tulus kita menerima mereka sebagai keluarga dan bagaimana memanusiawikan mereka.
Percayalah, trik ini sangat baik dalam membantu harmonisasi hubungan kemitraan yang kurang baik selama ini.
Sekali lagi empati adalah bagian yg sangat penting dan harus ada dalam diri kita, maka kita akan menemukan kedamaian di mana-mana.
Sorry ya selama liburan "Teras Melly Kiong" tutup sampai tanggal 11 Agustus 2013 dan bagi yang mudik jadilahkan "Teras Melly Kiong" sebagai bahan untuk cengkrama keluarga dan semoga semakin banyak yang merasakan manfaatnya.
Selamat libur... aku juga ah...
Smile
Melly Kiong
"Empati adalah kunci."
Melly Kiong
"Empati adalah kunci."
Aku Butuh Mama... Bukan Satpam
Sharing bersama sobat Terri beberapa hari yang lalu, membuat saya mencoba memposisikan diri sebagai dia, dengan dua orang putri, suami istri bekerja, berita tentang keamanan yang mengkhawatirkan, saya bisa kebayang rasa cinta kepada anak-anaknya yang membuat dia melakukan proteksi yang tidak dia pikirkan lagi efeknya, tentang gimana perasaan putrinya dan lain-lain.
Namun dia mengakui setelah menemukan kata "empati" dan bagaimana caranya berempati, ternyata kesan pertama yang dia rasakan ketika dia pindah ke posisi anaknya adalah sosok "satpam" yg terlihat, bukan ibu, akhirnya dia menyadari betapa menderitanya anaknya yang harus melakukan apa pun tanpa ada sedikit pun ruang kebebasan kecuali kebebasan bernafas yang tidak bisa dikontrol.
Satu kalimat "anakku bukan robot" itu yang membuat derai air matanya yang masih terasa oleh saya. Sobat Terri tidak salah, dia melakukan semua karena cinta dan rasa ingin melindungi yang begitu besarnya. Namun kebesaran hatinya yang hatinya memutuskan untuk bercermin demi kebahagiaan anak-anaknya itu yang luar biasa.
Sobat mungkin di antara kita juga sama, masih mengatasnamakan cinta dengan membangun penjara bagi kekebasannya???
Lupakan, Mindful Parenting mengajak kita untuk memberikan ruang kepada anak kita untuk bicara dan didengarkan.
Yuk pasang telinga dan buka mata hati kita...
Salam smile
Melly Kiong
www.emkaland.blogspot.com
"Bercermin adalah cara mudah untuk kita introspeksi diri dan bagaimana menjadi manusia yang lebih baik ke depannya."
Langganan:
Postingan (Atom)